Selasa, 12 Februari 2008

Manajemen Waktu


Apa yang dimaksud dengan manajemen waktu?

Pernahkah kita dikejar-kejar dengan waktu, misalnya saja deadline pengumpulan tugas, atau sedang ujian masa kuliah yang waktunya kurang cukup? Ataukah kita sedang mengerjakan suatu project yang waktunya sangat mepet?

Pasti kita semua pernah mengalami hal-hal seperti itu, termasuk juga dengan saya tentunya. Saya sendiri merasa belum bisa mengatur jadwal sesuai dengan apa yang akan kita lakukan.
Misalnya saja memakai agenda, sudah tertulis pada hari senin misalnya kita harus mengerjakan sesuatu & harus selesai pada sore harinya ternyata saya sering lelet untuk mencapai target tersebut. Kurang disiplin, kurang motivasi, & kurang gigih untuk mencapainya. Sebetulnya hal-hal tersebutlah pemicu kegagalan untuk mencapai target-target tersebut.Seringnya kita menganggap remeh suatu persoalan atau menunda-nunda pekerjaan tersebut.Sampai kita terlena hingga pada akhirnya pada waktu yang ditentukan kita selalu mengerjakan dengan terburu-buru & hasilnya pasti menjadi tidak maksimal.

Saya sendiri berpikir bahwa kita kadang-kadang tahu apa yang membuat kita gagal mencapai target waktu yang ditentukan, memang sulit sekali untuk mendisiplinkan diri bagi orang-orang yang sudah terbiasa dengan ritme kerja yang lamban. Ada upaya dari dalam diri kita yang mengatakan kita harus mengerjakan sesuatu dengan cepat tetapi betapa lebih besarnya godaan dari bisikan-bisikan dari dalam diri yang negatif mengatakan sebaliknya.
Hal-hal itulah yang harus kita hilangkan!!

Dan melalui manajemen waktulah kita harus dapat mengatur segala macam hal yang akan kita lakukan & belajar berencana jangka pendek maupun jangka panjang.

Jadi sementara ini saya berkesimpulan dalam manajemen waktu yang harus dilakukan adalah :
1. Mengatur jadwal kerja (apalagi orang yang bekerja secara freelance harus lebih kuat usahanya)
2. Displin dengan jadwal kerja tersebut
3. Memompa, memotivasi diri & selalu bersemangat dalam menjalankan segala sesuatu
4. Walaupun dikejar deadline namun isi otak kita harus tetap relaks
5. Jangan panik, harus tetap tenang & fokus agar dapat selalu terarah apa target yang akan kita capai
6. Berusahalah sebaik mungkin & jangan menyerah sampai dengan saat-saat akhir

Waktu selalu menyertai kita.
Waktu tak akan bisa kembali lagi.
Hari kemarin tetap hari kemarin.
Tidak ada mesin waktu kayak di cerita-cerita konyol.
Siapa yang nggak bisa memanajemen waktu dengan baik akan tertebas waktu itu sendiri.

Ada 4 (empat) alat manajemen waktu

Membuat komitmen untuk mengontrol waktu Anda merupakan langkah pertama bagi manajemen waktu yang sukses. Langkah selanjutnya adalah merencanakan dan memprioritaskan waktu Anda dengan menuliskan tujuan hidup Anda.

Manajemen waktu secara tertulis nggak hanya bikin rencana Anda lebih efektif, namun juga akan memperdalam komitmen Anda terhadap tujuanmu. Tambahan lagi, Anda akan punya catatan untuk memandu, menelusur balik, serta menganalisa tujuan Anda. Secara ideal, Anda seharusnya hanya punya satu sistem perencanaan waktu yang membundel elemen-elemen berikut ini secara bersama.

Satu: Gunakan Pensil
Jika Anda ingin menjadwal hidup Anda, lupakan bolpoin atau sesuatu yang bertinta. Anda akan membuat perubahan-perubahan dalam perencanaan karena itu sebuah pensil dapat lebih menolong Anda membuat perubahan tersebut tanpa bersusah payah mencari tip ex. Lagian, penggunaan pensil akan menolong Anda untuk tetap fleksibel saat Anda merencanakan waktu Anda. Hidup bisa jadi tak terprediksi dan pensil merupakan alat yang nggak rewel untuk mengubah-ubah. Dengan kata lain, alat sederhana ini membantu Anda lebih mampu mengendalikan rencana-rencana Anda.

Dua: Juga Kalender
Sebuah kalender memberi Anda pandangan ke depan yang luas dari seluruh komitmen Anda –belajar, dakwah, keluarga, pribadi, komunitas dan sosial. Masukkan janji baru, kejadian, pertemuan, deadline suatu kerjaan, juga tanggal ketika Anda merencanakan untuk memulai sesuatu dengan baik. Untuk menghindari terlalu banyak penjadawalan, pastikan kalender Anda siap diakses setiap waktu –ketika di sekolah, di rumah, dan ketika dalam perjalanan.

Tiga: Rencakan Aktivitas Mingguan Anda
Luangkan waktu seminggu sekali untuk menjadwalkan janji, komitmen belajar, tugas, waktu pribadi, waktu keluarga, dan lainnya dalam perencanaan satu minggu ke depan. Bermurah hatilah dalam estimasi waktu untuk penyelesaian tugas dan rancanglah deadline yang layak. Berpikir realistislah mengenai waktu Anda. Jika perlu gunakan stabilo agar jika ada acara dadakan, jadwal yang telah ditulis tetap terlihat jelas.

Empat: Buatlah Daftar Kerja Harian
Sebuah daftar kerja bisa jadi sangat bernilai untuk menolong Anda mengendalikan waktu Anda. Tentu di samping sebuah kalender. Sebuah daftar kerja memberi Anda pandangan sekilas terhadap apa saja yang Anda butuhkan, atau Anda sukai untuk diselesaikan pada hari Anda.

Orang lain merasa bahwa daftar kerja merupakan pembuangan waktu yang nggak efisien. Tapi, jika digunakan secara benar, daftar kerja ini mampu:
-Meminimalisir kebingungan karena adanya pengkategorian prioritas kegiatan serta jelasnya tujuan akhir
-Menjaga acara-acara sepele yang senantiasa kudu diwaspadai
-Meningkatkan kemampuan Anda dalam mengingat karena ketika Anda kudu menuliskan segala sesuatu, pikiran Anda pun akan aktif bekerja
-Menolong Anda memprioritaskan aktivitas Anda.
Mengerjakan beberapa hal dalam suatu hari tanpa sebuah daftar kerja bisa membuat bekerja begitu saja tanpa arahan yang jelas. Kadang Anda bisa temui orang yang sore hari sudah kehabisan tenaga tapi tetap bingung, kepalanya pusing, hatinya mengeluh, “Aku tahu aku tadi sudah sibuk, tapi tampaknya tidak ada hasil dari seluruh aktivitasku tadi.”

Menyusun Daftar Kerja Anda
Nah, kini saatnya bagi Anda untuk menyusun suatu daftar kerja
1. malam sebelumnya atau pagi-pagi sekali, pikirkan seluruh kerjaan harian Anda dan tulislah. Pakai kertas kosong atau notes kecil nggak masalah, yang penting tulis saja. Jangan lupa hal-hal atau kerjaan-kerjaan yang sepele!
2. kelompokkan mereka dengan menggunakan kode, seperti: A= item yang harus dikerjakan, B = item yang seharusnya dikerjakan, C = item yang bisa dikerjakan
Jadi prioritas pengerjaan A lebih tinggi dari B dan C. Sedangkan prioritas kategori B lebih tinggi dari C.
3. prioritaskan tiap kelompok dengan menambahkan nomor setelah huruf, contoh:
A1 menyelesaikan tugas matematika
A2 mengerjakan tugas kelompok biologi
B1 ke kantor pos ambil wesel
B2 memposkan tagihan
B3 ke laundri
C1 telepon keluarga
C2 merapikan berkas-berkas
Di dalam tiap kategori angka yang lebih kecil menunjukkan prioritas yang lebih tinggi. Jadi prioritas pengerjaan A1 lebih tinggi daripada A2.

Menjalankan Daftar Kerja Anda
Pertama banget, jadikan daftar ini mudah dilihat setiap waktu selama hari-hari Anda supaya Anda tetap terfokus dan berada pada jalur yang benar.

Kerjaan-kerjaan tersebut harus diselesaikan berurutan sesuai nilai prioritas kerjaan tersebut, kecuali jika kerjaan tersebut punya waktu sisipan, seperti pertemuan atau pelajaran di kelas.

Masukkan kerjaan-kerjaan yang bisa dikerjakan secara cepat ke kategori B dan C. Tujuan Anda adalah menyelesaikan seluruh item A, dan sedapat mungkin B serta C. Walaupun demikian, tetaplah realistis dengan batasan waktu Anda dan prioritas Anda. Tidak semua kerjaan merupakan kategori A hari ini, bahkan jika hal tersebut sangat penting.

Berilah tanda cek atau silang pada setiap tugas yang telah Anda selesaikan. Pada akhir setiap hari, pindahkan item kerjaan yang belum bisa Anda selesaikan ke daftar kerja hari lainnya.

Daftar kerja hari lainnya bisa berarti hari berikutnya atau seminggu lagi, atau hari yang lain sesuai dengan perencanaan waktu Anda. Ini menjaga seluruh kerjaan yang belum selesai tetap nggak terlupakan. Ketika Anda gagal menyelesaikan suatu kerjaan pada suatu hari, cantumkan panah padanya dan pada tanggal berikutnya di mana Anda menambahkan kerjaan itu.
Contoh: à 1/3 C2 merapikan berkas-berkas. Ini berarti kerjaan ‘merapikan berkas-berkas’ Anda pindah pada tanggal 1 Maret dengan prioritas C2.

Dengan memindahkan kerjaan-kerjaan tertentu, sadarilah bahwa prioritas kerjaan itu pun dapat berubah. Karena itu, perhitungkan pula prioritas kerjaan-kerjaan yang Anda pindahkan tersebut. Walaupun ‘merapikan berkas-berkas’ bisa jadi Anda beri kode C2 hari ini, tapi dalam beberapa hari, ia dapat naik masuk kategori A atau B.

Jangan berharap diri Anda bisa menyelesaikan seluruh item karena mesti ada item-item yang punya prioritas lebih rendah yang bisa dilaksanakan pada waktu mendatang.

Di sisi lain, jika Anda menyelesaikan seluruh kerjaan Anda hari ini, Anda dapat melihat jadwal kerjaan ke depan dan menyelesaikan beberapa kerjaan yang Anda rencanakan untuk Anda selesaikan pada hari-hari depan tersebut. Artinya kerjaan pada hari-hari depan bisa Anda selesaikan pada hari tersebut. Dengan begini, Anda bisa menabung waktu, dan tabungan waktu tersebut suatu hari dapat Anda buka sebagai hari istirahat.

Jika Anda punya sebuah kalender dengan penjilid spiral, Anda bisa menempatkan daftar kerjaan Anda pada penjilid spiral tersebut. Anda bisa lebih efektif jika daftar kerjaan Anda terletak nggak jauh-jauh dari kalender harian Anda.

Jadikan menambahkan tugas serta janji ke daftar kerja harian Anda sebagai kebiasaaan.

Namun, ketika Anda punya ide cerah untuk menyelesaikan sesuatu jangan tunda sesuatu yang harus Anda selesaikan tersebut hingga hari sebelum hari deadlinenya. Kalaupun Anda nggak bisa mengerjakannya ketika Anda dapat ide cerah tersebut, Anda bisa menuliskan ide cerah tersebut, hingga jika tiba waktu untuk menyelesaikannya, Anda tinggal menjalankan ide cerah Anda tersebut.

Tips Ringan tapi Penting
Terakhir kali, ada beberapa tips agar manajemen waktu Anda lebih menggigit.

Pecahlah proyek besar menjadi beberapa kerjaan yang dapat diatur yang dapat diselesaikan dalam suatu jangka waktu. Ini mencegah Anda dari terbebani dengan pekerjaan.

Seorang psikolog dan terapis merekomendasikan untuk memulai mengerjakan sebuah kerjaan kecil atau bagian kecil dari suatu kerjaan yang besar. “Hal ini cenderung memotivasi Anda untuk meneruskannya karena ini memberimu perasaan penting bahwa daftar kerjaan Anda bermanfaat bagi Anda.” Katanya.

Jangan biarkan acara pembuatan daftar kerja memakan waktu pengerjaan kerjaan itu sendiri! Terlalu banyak waktu untuk mempersiapkan daftar kerjaan Anda tanpa beraksi tentu saja merupakan acara buang-buang waktu.

Realistislah
Penggunaan empat alat manajemen waktu ini merefleksikan komitmen Anda kepada diri Anda sendiri dan tujuan Anda. Dengan menggunakan waktu untuk memetakan tujuan Anda menjadi langkah kecil secara bulanan, mingguan, dan harian, Anda sedang dalam perjalanan meraih mimpi Anda.

Sistem manajemen waktu ini memang membuat Anda berkonsentrasi dan punya tanggung jawab terhadap rencana hidup Anda. Walaupun demikian, sistem ini nggak bisa digunakan untuk mengukur sukses Anda. Alih-alih, ia merupakan alat untuk mengatur waktu Anda semata. Ukurlah sukses dengan kualitas hidup Anda dan bukan dengan banyaknya item yang telah kau coret di daftar kerja Anda.

Menjadi sibuk mengatur waktu merupakan pembuangan waktu yang tak berarti. Karena itu, empat alat manajemen waktu ini menolong Anda tetap fokus pada proyek besar –menjalani hidup dengan arti dan tujuan.
Bukankah ini alasan Anda mengapa Anda ingin mempraktekkan manajmen waktu efektif tadi?
Bukankah dengan manajemen waktu ini Anda ingin lebih berkualitas?

Semakin Anda melatih kebiasaan pemercepatan waktu ini, semakin banyak kendali Anda atas waktu dan hidup Anda. Pengendalian ini membuat Anda menjadi lebih sadar dan paham terhadap diri Anda sendiri sehingga Anda tambah pede dan tambah berkualitas

Baca Selengkapnya..

SELEMBAR CEK

Di sebuah keluarga, tinggallah seorang ayah dengan putra tunggalnya yang sebentar lagi lulus dari perguruan tinggi. Sang ibu beberapa tahun yang lalu telah meninggal dunia. Mereka berdua memiliki kesamaan minat yakni mengikuti perkembangan produk otomotif.

Suatu hari, saat pameran otomotif berlangsung, mereka berdua pun ke sana. Melihat sambil berandai-andai. Seandainya tabungan si ayah mencukupi, kira-kira mobil apa yang sesuai budget yang akan di beli. Sambil bersenda gurau, sepertinya sungguh-sungguh akan membeli mobil impian mereka.

Menjelang hari wisuda, diam-diam si anak menyimpan harapan dalam hati, "Mudah-mudahan ayah membelikan aku mobil, sebagai hadiah kelulusanku. Setelah lulus, aku pasti akan memasuki dunia kerja. Dan alangkah hebatnya bila saat mulai bekerja nanti aku bisa berkendara ke kantor dengan mobil baru," harapnya dengan senang. Membayangkan dirinya memakai baju rapi berdasi, mengendarai mobil ke kantor.

Saat hari wisuda tiba, ayahnya memberi hadiah bingkisan yang segera dibukanya dengan harap-harap cemas. Ternyata isinya adalah sebuah kitab suci di bingkai kotak kayu berukir indah. Walaupun mengucap terima kasih tetapi hatinya sungguh kecewa. "Bukannya aku tidak menghargai hadiah dari ayah, tetapi alangkah senangnya bila isi kotak itu adalah kunci mobil," ucapnya dalam hati sambil menaruh kitab suci kembali ke kotaknya.

Waktu berlalu dengan cepat, si anak diterima kerja di kota besar. Si ayah pun sendiri dalam kesepian. Karena usia tua dan sakit-sakitan, tak lama si ayah meninggal dunia tanpa sempat meninggalkan pesan kepada putranya.

Setelah masa berkabung selesai, saat sedang membereskan barang-barang, mata si anak terpaku melihat kotak kayu hadiah wisudanya yang tergeletak berdebu di pojok lemari. Dia teringat itu hadiah ayahnya saat wisuda yang diabaikannya. Perlahan dibersihkannya kotak penutup, dan untuk pertama kalinya kitab suci hadiah pemberian si ayah dibacanya.

Saat membaca, tiba-tiba sehelai kertas terjatuh dari selipan kitab suci. Alangkah terkejutnya dia. Ternyata isinya selembar cek dengan nominal sebesar harga mobil yang diinginkan dan tertera tanggalnya persis pada hari wisudanya.

Sambil berlinang airmata, dia pun tersadar. Terjawab sudah, kenapa mobil kesayangan ayahnya dijual. Ternyata untuk menggenapi harga mobil yang hendak dihadiahkan kepadanya di hari wisuda. Segera ia pun bersimpuh dengan memanjatkan doa, "Ayah maafkan anakmu yang tidak menghargai hadiahmu …. Walau terlambat, hadiah Ayah telah kuterima…… Terima kasih Ayah.. Semoga Ayah berbahagia di sisiNYA, amin".

Tidak jarang para orang tua memberi perhatian dengan alasan dan caranya masing-masing. Tetapi dalam kenyataan hidup, karena kemudaan usia anak dan emosi yang belum dewasa, seringkali terjadi kesalahfahaman pada anak dalam menerjemahkan perhatian orang tua.

Jangan cepat menghakimi sekiranya harapan tidak sesuai dengan kenyataan. Sebaliknya tidak menjadikan kita manja hingga selalu menuntut permintaan.

Mari belajar menjadi anak yang pandai menghargai setiap perhatian orang tua

Baca Selengkapnya..

Selasa, 05 Februari 2008

JANGAN PERNAH MERASA MATANG

“Selalulah merasa hijau. Jangan pernah merasa matang.
Sebab jika sudah merasa matang, yang tinggal hanya busuknya ….”

Ini masalah sikap. Sikap untuk mau berubah, sikap untuk mau berkembang. Dalam menghadapi berbagai keadaan, umumnya kita cenderung berharap, orang lainlah yang berubah, lingkunganlah yang berubah, situasilah yang berubah. Saya tidak!

Kalau skripsi tidak beres-beres kita berharap dosen mau “baik hati”. Jika bisnis mulai bangkrut, yang salah selalu karyawan, saingan, bahkan juga produk. Kalau banyak kader tidak bergerak, kita mulai “meragukan” komitmen mereka. Pokoknya “mereka”-lah yang perlu berubah! Mereka perlu menyesuaikan diri dengan “pikiran atau kehendak kita”. Mengapa bisnis yang kita lakukan selalu harus berakhir dengan kegagalan? Mengapa puluhan lamaran kerja saya selalu tak memperoleh jawaban? Mengapa istri saya belum juga mau berhenti mengkritik saya? Mengapa suami saya masih saja pulang terlalu malam? Mengapa? Mengapa?

Apa yang salah? Apa rahasianya bisa mengubah orang lain? Berbagai buku kita pelajari. Berbagai diskusi dilakukan, untuk mencari tahu resep mujarab: Bagaimana Caranya Mengubah Orang Lain?!

Seorang suami ingin sekali mengubah istrinya menjadi seperti yang ia impikan. Sementara istri pun mati-matian berusaha mengubah suaminya menjadi “sang suami idaman”. Seorang pedagang sering ragu memulai bisnisnya, lalu bersikap menunggu sampai situasinya berubah seperti yang ia inginkan. Dan, umumnya kita pun banyak bersikap menunggu tak mau melakukan apa-apa sampai akhirnya “keputusan” itu datang. Begitulah kita. Semua kita ingin lingkunganlah yang berubah. Dunialah yang berubah. Orang lainlah yang berubah.

Akan tetapi, sekalipun sudah begitu banyak upaya yang kita lakukan untuk mengubah seseorang dan situasi, telah berhamburan program dan biaya diluncurkan, mengapa apa yang kita lakukan tak juga berhasil?

Mari sejenak kita berhenti menginginkan orang lain berubah. Bukalah pintu hati-bersih kita, dan mulailah dari diri kita sendiri. Mulailah dari cara berpikir kita. Mulailah dari cara kerja kita. Mulailah dari sikap kita!

Kita dulu yang harus berubah. Bukan orang lain. Bukan situasi. Bukan lingkungan. Selama ini kita cenderung menginginkan orang lain yang berubah. Inginnya rumah kita yang berubah. Inginnya teman-teman kita yang berubah. Inginnya struktur organisasi berubah. Inginnya situasi berubah. Inginnya semuanya… selain diri kita.

Baca Selengkapnya..

Tidak Ada Jalan Yang Rata Untuk Sukses

Di pagi hari buta, terlihat seorang pemuda dengan bungkusan kain berisi bekal di punggungnya tengah berjalan dengan tujuan mendaki ke puncak gunung yang terkenal.

Konon kabarnya, di puncak gunung itu terdapat pemandangan indah layaknya berada di surga. Sesampai di lereng gunung, terlihat sebuah rumah kecil yang dihuni oleh seorang kakek tua.

Setelah menyapa pemilik rumah, pemuda mengutarakan maksudnya "Kek, saya ingin mendaki gunung ini. Tolong kek, tunjukkan jalan yang paling mudah untuk mencapai ke puncak gunung".

Si kakek dengan enggan mengangkat tangan dan menunjukkan tiga jari ke hadapan pemuda.

"Ada 3 jalan menuju puncak, kamu bisa memilih sebelah kiri, tengah atau sebelah kanan?"

"Kalau saya memilih sebelah kiri?"

"Sebelah kiri melewati banyak bebatuan." Setelah berpamitan dan mengucap terima kasih, si pemuda bergegas melanjutkan perjalanannya. Beberapa jam kemudian dengan peluh bercucuran, si pemuda terlihat kembali di depan pintu rumah si kakek.

"Kek, saya tidak sanggup melewati terjalnya batu-batuan. Jalan sebelah mana lagi yang harus aku lewati kek?"

Si kakek dengan tersenyum mengangkat lagi 3 jari tangannya menjawab, "Pilihlah sendiri, kiri, tengah atau sebelah kanan?"

"Jika aku memilih jalan sebelah kanan?"

"Sebelah kanan banyak semak berduri." Setelah beristirahat sejenak, si pemuda berangkat kembali mendaki. Selang beberapa jam kemudian, dia kembali lagi ke rumah si kakek.

Dengan kelelahan si pemuda berkata, "Kek, aku sungguh-sungguh ingin mencapai puncak gunung. Jalan sebelah kanan dan kiri telah aku tempuh, rasanya aku tetap berputar-putar di tempat yang sama sehingga aku tidak berhasil mendaki ke tempat yang lebih tinggi dan harus kembali kemari tanpa hasil yang kuinginkan, tolong kek tunjukkan jalan lain yang rata dan lebih mudah agar aku berhasil mendaki hingga ke puncak gunung."

Si kakek serius mendengarkan keluhan si pemuda, sambil menatap tajam dia berkata tegas "Anak muda! Jika kamu ingin sampai ke puncak gunung, tidak ada jalan yang rata dan mudah! Rintangan berupa bebatuan dan semak berduri, harus kamu lewati, bahkan kadang jalan buntu pun harus kamu hadapi. Selama keinginanmu untuk mencapai puncak itu tetap tidak goyah, hadapi semua rintangan! Hadapi semua tantangan yang ada! Jalani langkahmu setapak demi setapak, kamu pasti akan berhasil mencapai puncak gunung itu seperti yang kamu inginkan! dan nikmatilah pemandangan yang luar biasa !!! Apakah kamu mengerti?”

Dengan takjub si pemuda mendengar semua ucapan kakek, sambil tersenyum gembira dia menjawab "Saya mengerti kek, saya mengerti! Terima kasih kek! Saya siap menghadapi selangkah demi selangkah setiap rintangan dan tantangan yang ada! Tekad saya makin mantap untuk mendaki lagi sampai mencapai puncak gunung ini.

Dengan senyum puas si kakek berkata, "Anak muda, Aku percaya kamu pasti bisa mencapai puncak gunung itu! Selamat berjuang!!!

Tidak ada jalan yang rata untuk sukses!

Sama seperti analogi Proses pencapaian mendaki gunung tadi. Untuk meraih sukses seperti yang kita inginkan, Tidak ada jalan rata! tidak ada jalan pintas! Sewaktu-waktu, rintangan, kesulitan dan kegagalan selalu datang menghadang. Kalau mental kita lemah, takut tantangan , tidak yakin pada diri sendiri, maka apa yang kita inginkan pasti akan kandas ditengah jalan.

Hanya dengan mental dan tekad yang kuat, mempunyai komitmen untuk tetap berjuang, barulah kita bisa menapak di puncak kesuksesan.

Salam sukses luar biasa!

Baca Selengkapnya..

Jangan Terlalu Tekun Menikmati Penyesalan

Pernah menyesal? Merasa percuma? Memang. Hanya menyesal memang percuma. Karena yang lebih penting adalah memperbaikinya.

Siapa sih yang enggak pernah menyesal? Ada saja hal-hal yang bisa bikin kita menyesal setengah mati. Bayangkan, bagaimana enggak menyesal kalau sebenarnya ada banyak hal yang bisa kita lakukan seandainya kemarin kita tidak rajin buang waktu. Kita menyesal karena kurang optimal hingga kemampuan kita hanya begini-begini saja, padahal sebetulnya kita bisa lebih. Atau kita menyesal karena sudah melakukan sesuatu yang tidak seharusnya.

Bicara soal penyesalan tidak akan pernah ada habisnya. Kita juga pastinya sudah bosan dengan pepatah, "penyesalan selalu datang terlambat." Tiba-tiba saja kita menyesal karena saat menjelang ujian kita tidak mempersiapkan diri dengan optimal. Padahal, kalau saja kita mengurangi jatah "nongkrong" di depan televisi, di game center, untuk belajar, pasti bisa lulus.

Ah, kalau saja kita berani bilang "tidak" sama tawaran sobat untuk nyoba "ngisep", mungkin saat ini kita masih bisa bermain, tersenym, dan pergi sekolah seperti biasanya. Seandainya saja kita tegang menolak pacar untuk menemani doi belajar di rumahnya, berdua saja, pasti ini semua enggak akan terjadi! "MBA" deh .. aduh, andai saja ini semua enggak terjadi, pasti sekarang kita enggak akan sedih begini.

Penyesalan selalu terlambat

Kenapa semua ini bia terjadi? Kenapa penyesalan selalu datang terlambat? Klise banget ya ngomongin soal ini. Dampak buruk dari apa yang kita lakukan saat ini biasanya enggak pernah kita hitung. Ini terjadi karena ternyata kita lalai. Kelalaian yang sederhana begini ini yang akhirnya sering membuat kita kelimpungan.

Karena kita lalai dalam belajar, akhirnya enggak lulus ujian. Atau karena lalainya kita untuk mengatur waktu dan keuangan, anggaran kita "jebol" untuk hal-hal yang ternyata enggak begitu penting. Kita lupa bahwa ada hal lain-lain yang lebih penting. Andai saja kita tidak lalai dan berani bersikap tegas untuk mau disiplin dan mengikuti norma yang kita miliki, mungkin dampaknya tidak merusak masa depan, membubarkan mimpi-mimpi kita. Wah, serem banget ya.. ! Dan, itu semua hanya karena satu kata lalai!

Kalau dilihat lebih jauh lagi ke belakang, ini semua terjadi karena ternyata kita tidak disiplin. Ada banyak hal yang ternyata "mengganggu" dan mengalihkan perhatian dari semua hal yang seharusnya menjadi pusat perhatian kita.

"Gangguan-gangguan" ini ternyata sanggup mengalahkan diri kita, membuat kita jadi tergoda dan akhirnya malah membuat kita melenceng dari yang seharusnya. Misalnya saja, saat muncul godaan-godaan itu, yang ada dalam hati kita malah penyangkalan dan pembenaran atas apa yang seharusnya kita lakukan meskipun kita tahu itu tidak seharusnya kita lakukan.

Saat seharusnya kita belajar, mungkin kata yang terbersit dalam hati adalah, "Ah… sebentar lagi deh. Filmnya lagi seru, nih," atau saat seharusnya langsung pulang, tapi malah memutuskan untuk mampir ke mal dulu, mungkin yang terbersit adalah, "Iseng ah, lihat-lihat dulu. Boleh dong refreshing…"

Atau saat memutuskan "ya" atau "tidak" terhadap ajakan doi, yang terpikir adalah, "Ah… enggak apa-apa deh. Enggak akan ada apa-apa ini." Ternyata hasil akhirnya di luar dugaan. Dan terbukti, menyesal memang selalu belakangan.

Salah enggak sih? Ya salah. Sedih enggak? Ya sedihlah… Tapi kita kan enggak bisa terus-menerus bersedih. Walaupun penyesalan selalu datang terlambat, tapi bukan berarti kita boleh sedih sepanjang masa.

Okelah kalau saat ini kita gagal dalam ujian. Okelah saat ini nilai kita jeblok. Tapi, jangan sampai kejadian lagi deh gagal ujian yang sama sampai dua kali! Akhirnya kita harus bisa bangkit dan buktikan kalau kita bisa mengerjakan soal-soal itu jauh lebih baik.

Sama juga halnya dengan kelalaian kita dalam hal manajemen waktu dan keuangan jangan mau lagi kebablasan di lain waktu.

Sekarang saatnya bangkit

Namanya juga manusia. Pasti pernah bikin kesalahan. Jadi, melakukan kesalahan itu normal. Menyesal belakangan juga normal. Tapi, menjadi tidak normal ketika kita terlalu tekun menikmati penyesalan itu tanpa memikirkan jalan keluarnya. Tanpa bertekad untuk tidak mengulangi untuk yang kedua kalinya.

Tahu enggak, pada saat kita dihadapkan pada "tawaran ngawur", hal terberat yang perlu dilawan adalah diri sendiri. Karena kita yang paling tahu diri kita, maka kita jadi punya super banyak alasan untuk membenarkan apa yang kita lakukan. Kita jadi lupa pada rencana-rencana kita.

Alasan-alasan nakal yang kita buat sendiri inilah yang bikin kita menyesal nantinya. Ngaku deh, pasti pada saat kita sibuk berargumentasi pada diri sendiri saat akan melakukan kesalahan, hati kecil bilang, "Jangan!" Tapi kita jalan terus.

Semua sudah terjadi. Apapun yang kita lakukan, kesalahan tetap kesalahan. Kita tidak akan pernah bisa mentolerir semua bentuk kesalahan yang sudah kita lakukan. Lantas apa dong yang bisa kita lakukan?

Terima dan akui bahwa kita memang melakukan kesalahan?

Kenali dan sadari apa kesalahan kita. Ini membantu kita untuk tidak mengulangi kesalahan yang sama lagi.

Wake up, guys! Kesalahan yang telah lalu jangan jadi penghalang untuk memberi yang terbaik dari yang bisa kita berikan!

Tetapkan tujuan dan mulai melangkah dengan optimistis.

So, guys… bukan berarti kita jadi melegalkan semua kesalahan kita, lho. Semua yang salah tetap salah. Hanya saja kita harus punya keberanian untuk menatap hari esok, jangan terlalu lama menghabiskan waktu untuk sekadar menyesali semua kelalaian kita.

Yang penting kemudian adalah bagaimana kita bisa memanfaatkan pengalaman-pengalaman ini untuk mengembangkan diri menjadi diri yang lebih baik dalam hal pengendalian disiplin diri. Kalau kita bisa terpacu untuk menjadi lebih baik, pastinya tidak ada masalah yang tidak bisa kita atasi, bukan?

Sebenarnya semua godaan yang kita alami setiap hari itu membuat hidup kita lebih indah. Kalau kita berhasil mengatasinya, kita bakal jadi manusia hebat. Sepuluh tahun ke depan, dunia ini akan jadi lebih baik karena berisi orang-orang hebat kita.

Baca Selengkapnya..

Jepang Maju, Indonesia Juga Bisa....!

Jepang, negara kecil yang dulunya sangat tertutup dan memang menutup diri dari bangsa asing. Jepang mulai maju ketika di pimpin oleh kaisar Meiji. Dengan mengirimkan pemuda-pemuda Jepang ke negara asing untuk mempelajari teknologi disana dan saat itu banyak buku-buku yang ditranslate ke dalam bahasa Jepang dan di jual dengan harga yang murah. Sampai saat ini mungkin masih bisa dirasakan, dimanapun mereka berada masih menyempatkan diri untuk membaca. Yang perlu kita ketahui adalah rahasia kenapa negara yang pernah diluluhlantakan bom nuklir oleh sekutu itu segera bangkit dan menjadi negara yang terdepan dalam bidang teknologi? Satu yang melandasi restorasi Meiji adalah mempertahankan kebudayaan dan etos kerja. Meskipun mereka menjadi bangsa yang maju nilai-nilai dasar masyarakat asli Jepang tidak pernah hilang. Nilai-nilai itu terangkum dalam 7 nilai dasar BUSHIDO yaitu 1. Gi (Pengambilan keputusan berdasarkan kebenaran, meskipun mati dengan keputusan itu, matilah dengan gagah karena matinya terhormat), 2. Yu (Berani dan kstaria, 3. Jin (murah hati, mencintai sesama), 4. Re (Santun, bertindak benar, 5. Makoto (Bersikap tulus, setulus-tulusnya tanpa pamrih), 6. Meiyo (menjaga kehormatan, martabat dan kemuliaan), 7. Chugo (Mengabdi, Loyal). 7 nilai prinsip itu dibaca setiap pagi(diulang-ulang) dan tertanam dalam hati sehingga nilai dasar tersebut menjadi prinsip hidup.

Indonesia, negara yang mayoritas penduduknya adalah muslim. Kewajiban seorang muslim, salah satunya adalah ibadah sholat. Di dalam rukun sholat banyak bacaan yang dibaca berulang-ulang, yang salah satunya adalah surat Al-Fatihah yang berjumlah 7 ayat (Bushido juga ada 7 prinsip). Coba pahami dan resapi 7 ayat tersebut. Sudahkah kita meresapi arti secara ayat per ayat? Atau hanyakah sekedar untuk menggugurkan kewajiban? Naudzubillah.

Bushido di buat atau diciptakan manusia, sedangkan Al-Fatihah adalah wahyu dari Allah. Jadi lebih hebat mana, Bushido yang hanya dibaca 1 kali sehari oleh penduduk Jepang atau Indonesia yang membaca Al-Fatihah minimal 17 kali sehari? Allahu Akbar, hanya dengan kehendak-Nya bangsa Indonesia bisa menjadi bangsa yang dihormati oleh bangsa lain. Amin.

Dan sesungguhnya Kami telah berikan kepadamu tujuh ayat yang dibaca berulang-ulang dan Al Quran yang agung (Q.S. Al Hijr : 87)

Baca Selengkapnya..

Apakah Anda suka mendengarkan musik?

Stress dan depresi merupakan salah satu pintu masuk penyakit pada tubuh kita. Saat stress, syaraf, hormon dan organ tubuh berfungsi tidak semestinya. Mungkin sering kali kita mendengar orang tua berbicara, jangan marah-marah, nanti cepat tua.

Musik dipercaya dapat melonggarkan syaraf-syaraf yang tegang saat perasaan kita sedang tegang, marah, atau bad mood. Musik yang bagus, setiap orang mempunyai selera yang berbeda, membantu efisiensi saat kita bekerja. Kecuali Anda membutuhkan suatu ketenangan untuk berpikir penuh konsentrasi, mendengarkan musik hampir dapat Anda lakukan setiap saat.

Lagu instrumental klasik, lagu rohani, merupakan contoh-contoh musik yang dapat menetralkan mood kita. Perasaan menjadi ringan dan relax. Jika jiwa kita segar dan optimis, niscaya cara kita menghadapi hidup lebih positif. Percaya atau tidak, dengan semangat hidup yang baik, tubuh dengan sendirinya dapat mencegah kemungkinan penyakit datang.

Baca Selengkapnya..